Sebuah keputusan yang diambil dari 2 pihak atau lebih, adalah suatu dilema yang transparan. Ketika kita harus memilih mana yang yang terbaik bagi kita. Terkadang sebuah keputusan yang diambil itu bisa berakibat fatal bagi beberapa pihak bila kita salah dalam mengambil sebuah keputusan.
Seorang loper misalnya atau suami istri yang dimana waktu pacaran atau masa masa romantis sama sekali tak mempedulikan keadaan sekeliling. Tapi di kala dihadapkan suatu masalah semua keromantisan hilang seketika karena kejiwaan yang sangat labil. Bahkan tidak sedikit si cowok yang enggan untuk menerima keputusan dari si cewek atau si cewek yang enggan menerima keputusan semacam itu, bahkan ada si cowok ngotot untuk mengambil keputusan itu dan si cewek menolak suatu keputusan itu atau kebalikannya.
Pada dasarnya suatu keputusan itu diambil karena ada beberapa faktor yang mengharuskan seseorang itu mengambil sikap dalam menentukan masa depannya. Ada faktor ketidakpuasan, ada faktor latar belakang, ada faktor kepribadian dan mungkin banyak lagi faktor yang lainnya.
1. Faktor ketidakpuasan
Manakala seorang mengambil keputusan karena kecewa dengan keadaan yang real. misalnya ketika kita membaca dalam sebuah majalah bahwa ada barang yang bagus, lalu kita ingin memilikinya dan membeli, tapi ketika kita dihadapkan suatu kenyataan dalam penglihatan jauh dari bayangan yang kita harapkan. Disanalah [i]brian[/i] kita menganulir bahwa kita harus mengambil keputusan, membeli atau tidak.
2. Faktor latar belakang
ini identik dengan hukum kausal (sebab akibat) artinya manakala ada penyebab untuk mengambil suatu keputusan akibatnya kita harus mengambil suatu sikap.
3. Faktor Kepribadian
Pengambilan keputusan sering terjadi karena sikap bawaan yang terbawa suatu emosi tanpa memandang dari latar belakang terlebih dahulu hingga kita harus mengambil suatu keputusan itu. faktor ini yang kerap terjadi di sekeliling kita.
Keputusan yang baik adalah dimana ada agreement dari kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak. dan ini masalah yang sulit untuk dilakukan oleh siapapun. Untuk itu cobalah kita memahami keadaan sekeliling agar terjadi sinkron antar keputusan dan penerimaan. Pahamilah keadaan kedua belah pihak atau lebih.
Wahh...kalo berbicara masalah keputusan mana yang harus diambil tentunya keputusan yang menguntung kedua belah pihak.
Tapi saya menyarankan bicarakanlah dengan kepala yang dingin, pahamilah keadaan yang sedang terjadi saat itu, dampak dari keputusan itu, baru ambillah suatu keputusan, dengan catatan JANGAN MENGINGKARI NURANI lhooo.... Bila itu terjadi maka penyesalan yang akan kita dapatkan. Bukan suatu kebaikan. bener gak coy...
Seorang loper misalnya atau suami istri yang dimana waktu pacaran atau masa masa romantis sama sekali tak mempedulikan keadaan sekeliling. Tapi di kala dihadapkan suatu masalah semua keromantisan hilang seketika karena kejiwaan yang sangat labil. Bahkan tidak sedikit si cowok yang enggan untuk menerima keputusan dari si cewek atau si cewek yang enggan menerima keputusan semacam itu, bahkan ada si cowok ngotot untuk mengambil keputusan itu dan si cewek menolak suatu keputusan itu atau kebalikannya.
Pada dasarnya suatu keputusan itu diambil karena ada beberapa faktor yang mengharuskan seseorang itu mengambil sikap dalam menentukan masa depannya. Ada faktor ketidakpuasan, ada faktor latar belakang, ada faktor kepribadian dan mungkin banyak lagi faktor yang lainnya.
1. Faktor ketidakpuasan
Manakala seorang mengambil keputusan karena kecewa dengan keadaan yang real. misalnya ketika kita membaca dalam sebuah majalah bahwa ada barang yang bagus, lalu kita ingin memilikinya dan membeli, tapi ketika kita dihadapkan suatu kenyataan dalam penglihatan jauh dari bayangan yang kita harapkan. Disanalah [i]brian[/i] kita menganulir bahwa kita harus mengambil keputusan, membeli atau tidak.
2. Faktor latar belakang
ini identik dengan hukum kausal (sebab akibat) artinya manakala ada penyebab untuk mengambil suatu keputusan akibatnya kita harus mengambil suatu sikap.
3. Faktor Kepribadian
Pengambilan keputusan sering terjadi karena sikap bawaan yang terbawa suatu emosi tanpa memandang dari latar belakang terlebih dahulu hingga kita harus mengambil suatu keputusan itu. faktor ini yang kerap terjadi di sekeliling kita.
Keputusan yang baik adalah dimana ada agreement dari kedua belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak. dan ini masalah yang sulit untuk dilakukan oleh siapapun. Untuk itu cobalah kita memahami keadaan sekeliling agar terjadi sinkron antar keputusan dan penerimaan. Pahamilah keadaan kedua belah pihak atau lebih.
Wahh...kalo berbicara masalah keputusan mana yang harus diambil tentunya keputusan yang menguntung kedua belah pihak.
Tapi saya menyarankan bicarakanlah dengan kepala yang dingin, pahamilah keadaan yang sedang terjadi saat itu, dampak dari keputusan itu, baru ambillah suatu keputusan, dengan catatan JANGAN MENGINGKARI NURANI lhooo.... Bila itu terjadi maka penyesalan yang akan kita dapatkan. Bukan suatu kebaikan. bener gak coy...
0 comments:
Post a Comment