kelu untuk menyatakan
betapa indahnya
jalur-jalur perasaan
tambah lagi
setelah kapal mulai berangkat
ke laut malam
barangkali takdir telah menitiskan
keinginan di sudut kalbu
lalu kau tinggalkan pelabuhan
dengan gemerisik ombak
yang tak henti-henti memukul perasaan
engkau yang sekian waktu
aku bersamamu
berlayar di arung maya
sungguh biarpun jauh
suara kau masih kudengar
sayup-sayup di antara
ketikan tut keyboard
di pinggir kenangan
masih seperti dulukah
seharian kau memandang layar yang berisik
di pojok sana
tertawa, raut keseriusan berubah
seiring berjalan alur dari sebuah narasi maya
Sobat....
Dulu pernah kita berbicara
tentang keindahan pagi dan senja
tapi setelah tiba malam
menutupi sayap kelamnya
kita kembali diam
Pernah juga kita berbicara
tentang penderitaan dan kesengsaraan
tapi setelah senang dan tenang
kita mula menguncikan lidah
tanpa menghitung faedah
Kita berbicara juga tentang petani
nelayan dan harapan yang tak sampai
dicapai kenyataan
tapi bila bertolak meninggalkan
sawah dan laut bukit dan rimba
kampung atau desa
kita mulai berani melontarkan
kata-kata yang tak pernah terlintas
ketika di atas batas.
Kita berbicara lagi
tentang kekurangan dan kepedihan
tapi setelah memperolehi secebis dari harapan
kita kembali diam.
Masih adakah rindu yang tersisa untuk kita..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)






0 comments:
Post a Comment