Cemburu itu bermuara pada “perasaan” manusia. Adalah kekuasaan Sang Maha Kuasa manusia mempunyai nikmat berbentuk “perasaan”. Hanya Dia-lah yang sanggup membolak-balikkan hati manusia. Oleh karena itu merupakan hal yang wajar jika setiap dari kita pernah mengalami perasaan itu.
Berdampak baik atau burukkah perasaan itu ? Bergantung pada kita bagaimana mengelolanya! Meski cemburu lebih sering dianggap merupakan perasaan yang kurang menyenangkan, sesungguhnya cemburu bisa dianggap menjadi potensi kebaikan. Seperti sebuah samurai, ketajaman benda itu berpotensi melukai fisik manusia. Namun demikian samurai itu bisa didayagunakan untuk keperluan yang berguna seperti mencacah daging rusa atau bahkan memotong mangga.
Dengan demikian kalau disederhanakan, cemburu dalam persahabatan itu sendiri bisa dibedakan menjadi dua jenis, cemburu jenis pertama adalah cemburu yang berakibat seperti samurai yang mencelakakan, itulah cemburu payah. Dan cemburu yang kedua adalah cemburu yang bisa digunakan untuk kebaikan, itulah cemburu yang indah.
Selain dari segi akibat, cemburu kepada sahabat bisa dianggap payah atau dianggap indah juga bergantung pada sebab-sebab yang dijadikan alasan kecemburuan. Jika sahabat kita punya keinginan menjalin persahabatan baru dengan orang lain karena ingin punya lebih banyak sahabat dan karena ingin menjalin persaudaraan dengan orang-orang lain, lalu kita melarangnya karena kita merasa dia “hanya milik kita”, maka cemburu seperti itu adalah cemburu payah. Dianggap payah karena cemburu seperti itu mengarah pada pengekangan terhadap hak pribadi sahabat kita. Di dunia manapun rasanya penilaian kesejatian sebuah persahabatan bukan diukur dari seberapa besar kita mengendalikan atau mengekang sahabat kita.
Sebaliknya cemburu yang indah adalah cemburu yang berasal dari perasaan wajar dalam diri kita yang tidak berlebihan. Jika sahabat kita merasa cemburu karena kita mulai sibuk mengurus organisasi atau kegiatan bersama seseorang lainnya misalnya, lalu secara tidak sengaja “terlupa” dengan dia, berbahagialah kita. Mengapa? Karena berarti sahabat kita benar-benar menganggap diri kita ini berarti bagi dirinya. Sahabat kita menganggap kita menjadi bagian penting dari hidupnya. Dan menjadi suatu hal yang wajar pula ketika kita lama tak berinteraksi dengannya, kita akan merasa kehilangan sesuatu. Sesuatu itu tidak lain dari sahabat kita. Kalau sudah ada perasaan seperti itu, yakinlah, disadari atau tidak, kita juga sudah merasakan bahwa menjalin persahabatan dengannya merupakan hal yang berarti bagi hidup kita.
Deuuh Ada yang cemburu yaaah...coba liat dech ehehehhehhe
Berdampak baik atau burukkah perasaan itu ? Bergantung pada kita bagaimana mengelolanya! Meski cemburu lebih sering dianggap merupakan perasaan yang kurang menyenangkan, sesungguhnya cemburu bisa dianggap menjadi potensi kebaikan. Seperti sebuah samurai, ketajaman benda itu berpotensi melukai fisik manusia. Namun demikian samurai itu bisa didayagunakan untuk keperluan yang berguna seperti mencacah daging rusa atau bahkan memotong mangga.
Dengan demikian kalau disederhanakan, cemburu dalam persahabatan itu sendiri bisa dibedakan menjadi dua jenis, cemburu jenis pertama adalah cemburu yang berakibat seperti samurai yang mencelakakan, itulah cemburu payah. Dan cemburu yang kedua adalah cemburu yang bisa digunakan untuk kebaikan, itulah cemburu yang indah.
Selain dari segi akibat, cemburu kepada sahabat bisa dianggap payah atau dianggap indah juga bergantung pada sebab-sebab yang dijadikan alasan kecemburuan. Jika sahabat kita punya keinginan menjalin persahabatan baru dengan orang lain karena ingin punya lebih banyak sahabat dan karena ingin menjalin persaudaraan dengan orang-orang lain, lalu kita melarangnya karena kita merasa dia “hanya milik kita”, maka cemburu seperti itu adalah cemburu payah. Dianggap payah karena cemburu seperti itu mengarah pada pengekangan terhadap hak pribadi sahabat kita. Di dunia manapun rasanya penilaian kesejatian sebuah persahabatan bukan diukur dari seberapa besar kita mengendalikan atau mengekang sahabat kita.
Sebaliknya cemburu yang indah adalah cemburu yang berasal dari perasaan wajar dalam diri kita yang tidak berlebihan. Jika sahabat kita merasa cemburu karena kita mulai sibuk mengurus organisasi atau kegiatan bersama seseorang lainnya misalnya, lalu secara tidak sengaja “terlupa” dengan dia, berbahagialah kita. Mengapa? Karena berarti sahabat kita benar-benar menganggap diri kita ini berarti bagi dirinya. Sahabat kita menganggap kita menjadi bagian penting dari hidupnya. Dan menjadi suatu hal yang wajar pula ketika kita lama tak berinteraksi dengannya, kita akan merasa kehilangan sesuatu. Sesuatu itu tidak lain dari sahabat kita. Kalau sudah ada perasaan seperti itu, yakinlah, disadari atau tidak, kita juga sudah merasakan bahwa menjalin persahabatan dengannya merupakan hal yang berarti bagi hidup kita.
Deuuh Ada yang cemburu yaaah...coba liat dech ehehehhehhe






0 comments:
Post a Comment