Diam dalam kebimbangan
Hening dalam keresahan
Menangkap alibi jiwa yang tak berletak
Haruskan aku berucap atau bungkam?
Berserakan kesombongan dan keangkuhan
Menerkam lantai kejauhan sepi antara kematian hati
Bergejolak kemilau hentakan sesak pagi menjelang paruh malam usai
Berkerumun tak beraturan langkah hidup, menyesak lantai..
Hening menyibak bersih akan kepastian yang tak mujur
Bergema debu menelusuri gerak langkahnya, menghisap udara kering
Bersihkan semua kotoran, semua keangkuhan yang tak surut
Tanpa peduli akan yang tak membalik semua kata dalam kehidupan
Mungkin itulah suatu ungkapan yang pantas bagi seorang manakala berbagai pandangan menjelimet dalam benak. "Kau bodoh ujar seseorang menghardik tajam Harusnya kau memikirkan baik dan buruknya dalam mengambil sebuah keputusan" Tahukah anda kenapa dia memilih jalan itu? tentunya kita menyadari dia mengambil keputusan itu karena sudah memikirkan baik dan buruknya sebuah keputusan itu. Adapula yang memberi masukan dengan nada sinis "Harusnya kau sadar siapa dia dan siapa kamu?" sadarkan anda mungkin dengan mengambil keputusan itu dia sudah memikirkan posisi seperti apa.
Namun yang paling parah adalah...memberikan pendapat manakala semuanya berjalan lancar lalu memberikan pandangan yang mematahkan semangat. Ini bukan pandangan tapi yang pantas adalah rasa yang ketidaksenangan akan melihat orang bahagia dengan kehidupannya.
Seorang sahabat, kawan ataupun teman yang baik...adalah memberikan dukungan yang positif manakala melihat suatu kesuksesan, kebahagiaan, yang diraihnya. Bukan menjatuhkan, menghancurkan semangat yang telah dibina beberapa hari, bulan bahkan bertahun. Bukan begitu sodara... :)
Jangan memandang kebahagian dari kulitnya tapi lihatlah isi daripadanya. Roman kebahagiaan bukan dilihat dari kulit tapi dari sinar mata yang terpancar lewat hati.
Hening dalam keresahan
Menangkap alibi jiwa yang tak berletak
Haruskan aku berucap atau bungkam?
Berserakan kesombongan dan keangkuhan
Menerkam lantai kejauhan sepi antara kematian hati
Bergejolak kemilau hentakan sesak pagi menjelang paruh malam usai
Berkerumun tak beraturan langkah hidup, menyesak lantai..
Hening menyibak bersih akan kepastian yang tak mujur
Bergema debu menelusuri gerak langkahnya, menghisap udara kering
Bersihkan semua kotoran, semua keangkuhan yang tak surut
Tanpa peduli akan yang tak membalik semua kata dalam kehidupan
Mungkin itulah suatu ungkapan yang pantas bagi seorang manakala berbagai pandangan menjelimet dalam benak. "Kau bodoh ujar seseorang menghardik tajam Harusnya kau memikirkan baik dan buruknya dalam mengambil sebuah keputusan" Tahukah anda kenapa dia memilih jalan itu? tentunya kita menyadari dia mengambil keputusan itu karena sudah memikirkan baik dan buruknya sebuah keputusan itu. Adapula yang memberi masukan dengan nada sinis "Harusnya kau sadar siapa dia dan siapa kamu?" sadarkan anda mungkin dengan mengambil keputusan itu dia sudah memikirkan posisi seperti apa.
Namun yang paling parah adalah...memberikan pendapat manakala semuanya berjalan lancar lalu memberikan pandangan yang mematahkan semangat. Ini bukan pandangan tapi yang pantas adalah rasa yang ketidaksenangan akan melihat orang bahagia dengan kehidupannya.
Seorang sahabat, kawan ataupun teman yang baik...adalah memberikan dukungan yang positif manakala melihat suatu kesuksesan, kebahagiaan, yang diraihnya. Bukan menjatuhkan, menghancurkan semangat yang telah dibina beberapa hari, bulan bahkan bertahun. Bukan begitu sodara... :)
Jangan memandang kebahagian dari kulitnya tapi lihatlah isi daripadanya. Roman kebahagiaan bukan dilihat dari kulit tapi dari sinar mata yang terpancar lewat hati.






0 comments:
Post a Comment